Jakarta – PPP angkat suara soal sejumlah BUMN yang disebut merugi. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PPP, Abdul Aziz mengatakan kerugian BUMN tidaklah selalu berarti negatif.
“BUMN yang merugi sepanjang itu ditugaskan pemerintah untuk mengemban sebuah misi, itu tidak menjadi persoalan. Contoh adalah perusahaan pupuk yang memang tidak bisa untung, karena selain memproduksi juga bertugas menjaga harga pupuk tetap terbeli petani. Ada subsidi di sini,” kata Aziz dalam keterangan tertulis, Rabu (5/12/2018).
Dari kasus tersebut, menurutnya, dengan harga pupuk terjangkau petani mampu membeli dan tetap bisa terus bercocok tanam. Harga hasil pertanian pun bisa terjangkau.
“Maka pemerintah pun memberikan subsidi agar BUMN ini tetap bekerja dengan baik, walaupun dalam keadaan merugi,” tambah Aziz.
Lebih lanjut yang menjadi persoalan baginya ketika BUMN merugi namun tidak mengemban misi dari pemerintah. Untuk BUMN jenis ini ada dua alternatif kebijakan yang bisa dipilih yaitu disehatkan kembali atau dilakukan divestasi.
“Contoh BUMN yang merugi namun kemudian diputuskan untuk disehatkan kembali adalah Maskapai Merpati. Ada juga yang keputusannya saham pemerintah harus dilepaskan agar tidak membebani keuangan negara,” jelasnya.
Dirinya pun memastikan bahwa BUMN-BUMN yang merugi dan tidak punya misi dari pemerintah bukanlah BUMN strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Ia mencontohkan, BUMN yang bergerak sebagai jasa penilai.
Selain soal kerugian, masalah BUMN lainnya yang mendapatkan perhatian adalah utang BUMN yang besar. Menurutnya, banyak BUMN yang untung namun utangnya juga besar. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena pada akhirnya utang itu bisa menjadi beban pemerintah.
Baca artikel detikfinance, “Ada BUMN Merugi, PPP: Itu Tidak Jadi Persoalan” selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4332016/ada-bumn-merugi-ppp-itu-tidak-jadi-persoalan.